Dansungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat) seperti Aku mengutus kamu kepada mereka (untuk) artinya untuk menyerukan ('Sembahlah Allah) esakanlah Dia (dan jauhilah thaghut,') berhala-berhala itu janganlah kalian sembah (maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah) lalu ia beriman (dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti) telah Akumeminta kepada Allah عزّوجلّ yang maha pemurah, Rabnya arsy yang besar, agar Dia menjadikan anda sebagai waliNYA didunia dan diakherat, menjadikan anda sebagai orang yang diberkahi dimanapun anda berada dan menjadikan anda termasuk orang-orang yang : jika diberikan sesuatu maka ia bersabar, jika ditimpakan ujian maka ia bersabar dan jika dia berdosa maka segera meminta ampunan SembahlahAllah saja & Jauhilah Thoghut. August 26, 2014 · Dakwah semua Rasul yang Allah l utus adalah menyeru umatnya untuk beribadah kepada Allah l dan mengkufuri Vay Nhanh Fast Money. Makalah ini kami tulis setelah kami berdiskusi secara panjang lebar dengan salah satu aktivis pengusung dakwah khilafah’. Ia selalu menggunakan kata-kata toghut dalam membahasakan pemerintah. Seolah kata-kata toghut’ yang terdapat di dalam berbagai ayat di Al Qur’an hanya memiliki makna pemerintah yang kafir’. Padahal tidak demikian, tidak tepat jika kita maknakan selalu seperti itu. Ini sama saja menyempitkan makna toghut’ dan menyamakannya antara makna pada satu ayat dengan ayat yang lain. Oleh karenanya kami ingin menegaskan di sini bahwa makna kata thaghut’ yang terdapat di dalam Al Qur’an tidak hanya bermakna seperti itu. Mudah-mudahan uraian di bawah ini bermanfaat. Kita lihat ayat-ayat di dalam Al Qur’an yang memakai kata-kata toghut’ Ada enam ayat di dalam Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat kata-kata toghut’. Ayat yang pertama adalah اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kekafiran kepada cahaya iman. Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah toghut, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan kekafiran. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” QS Al Baqarah 257 Kita lihat penjelasan ahli tafsir mangenai ayat ini. Ibnu Katsir mengatakan “Alloh Ta’ala mengabarkan bahwasannya Dia akan memberikan petunjuk kepada orang yang mengikuti jalan-Nya kepada jalan-jalan keselamatan. Maka Alloh akan mengeluarkan hamba-Nya yaitu orang-orang Mukmin dari kegelapan kekufuran dan keragu-raguan kepada cahaya kebenaran yang jelas, terang, nyata, mudah dan bercahaya. Dan bahwasanya orang-orang kafir sesungguhnya pelindung-pelindung mereka adalah syaiton yang menghiasi mereka kepada kebodohan dan kesesatan, serta mengeluarkan mereka dan menyimpangkan mereka dari jalan kebenaran menuju jalan kekufuran dan kedustaan, { Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya}. [Tafsirul Qur’anil Adhim 1/685 tahqiq Samiy bin Muhammad Salamah, Dar Toybah Lin Nasyr wa Tauzi cet. Ke 2 Th. 1999] Maka makna kata toghut’ dalam ayat ini adalah syaiton’. Ayat yang ke dua ألمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim meminta keputusan kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya. QS An Nisaa 60 Berkaitan dengan ayat ini Al Baghawi menukil perkataan As Sya’bi “Terjadi permusuhan antara seorang laki-laki dari kalangan Yahudi dan seorang laki-laki munafiq. Lantas berkatalah seorang Yahudi tadi “Kita akan mengambil hukum meminta keputusan kepada Muhammad”, ini di karenakan si Yahudi tadi mengetahui bahwa Nabi Muhammad bukanlah orang yang bisa di suap, serta tidak akan pernah condong terhadap salah satu hukum pilih kasih ketika mengambil keputusan. Akan tetapi si Munafiq malah mengatakan “Kita mengambil hukum meminta keputusan kepada orang Yahudi saja”, ini di sebabkan si Munafiq tadi mengetahui bahwa orang-orang Yahudi biasa menerima suap dan condong terhadap salah satu hukum pilih kasih ketika memutuskan. Keduanya pun sepakat, lalu mereka berdua mendatangi salah seorang dukun/ peramal’ di Juhainah dan berhukum meminta keputusan kepadanya. Setelah itu turunlah ayat ini.” [Ma’alimu Tanzil, 2/242, Abu Muhammad Al Husain Ibnu Mas’ud Al Baghawi, Dar Toybah Lin Nasyr wa Tauzi, Cet. Ke 4 Th. 1997] Berkaitan dengan sebab turunya ayat, maka makna kata toghut’ dalam ayat ini adalah “selain Alloh dan Rasul-Nya”, dan jika di kaitkan dengan kalimat sebelumnya yakni {Mereka hendak berhakim meminta keputusan kepada thaghut}, maka di maknakan “Meminta keputusan kepada selain Alloh dan Rasul-Nya”. Sedangkan Ibnul Jauzi di dalam tafsirnya juga menukil salah satu riwayat dari Ibnu Abbas, yang di dalamnya di katakan juga mengenai permusuhan orang Yahudi dan laki-laki Munafiq ini. Mereka berdua akhirnya sepakat mengadukan kepada permasalahan ini kepada Nabi. Setelah Nabi Shalallohu alaihi wasalam memberikan keputusan kepada mereka berdua, berkatalah si munafiq karena tidak puas dengan keputusan Nabi. Pent “Kita ke Umar bin Khatab”. Umar pun menerima mereka berdua, dan mereka berdua menceritakannya secara detail ke beliau. Kemudian Umar berkata “Tunggulah sebentar hingga aku keluar menemui kalian berdua lagi”, kemudian beliau masuk ke dalam rumah dan mengambil pedang beliau, kemudian keluar lagi dan membunuh si Munafiq tadi dengan pedang yang beliau bawa. Beliau mengatakan هكذا أقضي بين من لم يرض بقضاء الله ورسوله “Seperti inilah aku memberikan keputusan kepada orang yang tidak ridha akan keputusan Alloh dan Rasul-Nya.” Setelah itu turunlah ayat di atas. [lihat Zaadul Masiir pada penjelasan surat An Nisaa ayat ke 60] Ayat yang ke tiga الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” QS An Nisaa 76 Az Zamakhsyari memberikan penjelasan berkaitan dengan ayat diatas “Alloh Ta’ala memberikan dorongan kepada kaum Mukminin dan menyemangati mereka dengan memberikan kabar kepada mereka bahwasanya mereka itu sedang berperang di jalan Alloh, maka Alloh-lah pelindung mereka dan penolong mereka. Sedangkan musuh mereka yang berperang di jalan syaiton, maka tidak ada wali bagi mereka kecuali syaiton. Tipu daya syaiton kepada kaum Mukminin itu lebih lemah di bandingkan dengan tipu daya Alloh terhadap orang-orang kafir.” [Al Kasyaf, 1/433 Maktabah Syamilah] Maka berdasarkan penjelasan Az Zamakhsyari di atas, makna kata toghut’ dalam ayat ini adalah syaiton. Ayat yang ke empat قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ “Katakanlah “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari orang-orang fasik itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi dan orang yang menyembah thaghut?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” QS Al Maidah 60 Al Baghawi ketika menjelaskan kata-kata {“dan orang yang menyembah thaghut?”}, beliau mengatakan أي جعل منهم من عبد الطاغوت، أي أطاع الشيطان فيما سوّل له “Yaitu menjadikan bagian dari mereka, yaitu orang yang menyembah toghut’, yaitu orang yang mentaati apa yang di bujukkan syaiton kepadanya.” [Ma’alimu Tanzil, 3/75, Abu Muhammad Al Husain Ibnu Mas’ud Al Baghawi, dengan tahqiq Muhammad bin Abdullah, Utsman & Sulaiman Muslim, Dar Toybah Lin Nasyr wa Tauzi, Cet. Ke 4 Th. 1997] Sedangkan Ibnul Jauzi mengatakan “Yang di maksud dengan toghut’ dalam ayat ini ada dua pendapat, pertama maksudnya adalah berhala, dan yang ke dua maksudnya adalah syaiton.” [Zaadul Masiir 2/232 Maktabah Syamilah] Kita dapatkan dari penjelasan di atas bahwa makna toghut’ pada ayat ini adalah syaiton atau berhala. Ayat yang ke lima وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul.” QS An Nahl 36 Sedangkan makna toghut’ pada ayat ini As Samarqandi menjelaskan “{dan jauhilah Thaghut itu} maksudnya adalah tinggalkanlah peribadatan kepada toghut’, yaitu syaiton, berhala, dan dukun,.” [Bahrul Ulum 2/464 Maktabah Syamilah] Asyinqiti mengartikan kata toghut’ berkaitan dengan ayat ini yaitu segala sesuatu yang di sembah selain dari pada Alloh. [lihat Adwaul Bayan pada penjelasan seputar ayat diatas] Maka lagi-lagi kita dapatkan makna toghut’ pada ayat ini adalah syaiton, berhala atau dukun. Dengan tambahan dari As Syinqiti makna secara umumnya adalah segala sesuatu yang di sembah selain dari pada Alloh. Ayat yang ke enam وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَى فَبَشِّرْ عِبَادِ “Dan orang-orang yang menjauhi thaghut yaitu tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku.” QS Az Zumar 17 Pada ayat ini Ibnu Katsir memberikan penjelasan “Telah berkata Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari bapaknya {“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut yaitu tidak menyembahnya”}, bahwa ayat ini turun khusus kepada Zaid bin Amr bin Nufail, Abu Dzar, dan Salman Al Farisi. Namun yang benar adalah bahwa ayat ini mencakup mereka bertiga dan orang-orang selain mereka yang menjauhi peribadatan kepada berhala. Maka merekalah orang-orang yang di berikan kabar gembira dalam kehidupan mereka di dunia dan di akhirat.” [Tafsirul Qur’anil Adhim 7/90 tahqiq Samiy bin Muhammad Salamah, Dar Toybah Lin Nasyr wa Tauzi cet. Ke 2 Th. 1999] Sedang As Syaukani menjelaskan makna toghut’ di sini adalah berhala syaiton, dukun atau peramal. Ada pula yang menjelaskan makna toghut di sini nama orang Ajam selain arab seperti nama Jalut dan Tolut. [lihat Fatkhul Qadir 6/227 Maktabah Syamilah] Tidak kita nafikan memang salah satu penafsiran kata thaghut’ di dalam Al Qur’an adalah pemimpin yang tidak berhukum dengan hukum Alloh’. atau orang yang tidak berhukum dengan hukum Alloh’. Namun akan menjadi lain persoalan jika semua kata thaghut” di dalamnya di maknakan dengan makna yang sama, apalagi di jadikan hujjah untuk keluar dari ketaatan kepada pemimpin hanya karena alasan tidak berhukum dengan hukum Alloh. Ini di karenakan tidak semua orang yang tidak berhukum dengan hukum Alloh bisa kita vonis dengan vonis kafir. [Abu Ruqoyyah] *** Mengenai seseorang yang berhukum dengan hukum selain hukum Alloh apakah boleh kita hukumi sebagai kafir atau bukan, silahkan lihat disini. Kesempurnaan Agama Islam باللغة الإندونيسية Disusun OlehMuhammad bin Ibrahim bin Abdullah At TuwaijryPenerjemah Team IndonesiaMurajaah Abu Ziyadكمال دين الإسلامإعدادمحمد بن إبراهيم بن عبد الله التويجريترجمةالفريق الإندونيسيمراجعةإيكو أبو زيادMaktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwahالمكتب التعاوني للدعوة وتوعية الجاليات بالربوة بمدينة الرياض1428 – 2007Kesempurnaan Agama IslamIslam adalah agama yang sempurna, yang dengannya Allah SWT, muliakan manusia. Dan dengan islam pula terwujudnya kebahagian manusia di dunia dan akherat. Allah Azza wa jalla telah menciptakan alam ini, dan menjadikan setiap makhluk yang ada didalamnya tunduk kepada sunnatullah hukum Allah atau tabiat yang berlaku atasnya. Dengannyalah Allah mewujudkan kehendakNya, oleh karena itu segala sesuatu yang telah ditetapkan atasnya hukum Allah tsb, tidak bisa di ubah kecuali hanya dengan perintah Allah saja;سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلُ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلاً سورة الفتح 48/23"Sebagai suatu sunnatullah hukum Allah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu."Matahari memiliki sunnatullah, malam memiliki sunnatullah, siang memiliki sunnatullah, tumbuh-tumbuhan memiliki sunnatulah, hewan-hewan memiliki sunnatulah, begitu juga angin, air, bintang-bintang, lautan dan gunung-gunung; setiap mereka memiliki sunnatulah hukum Allah yang berlaku atas mereka. Dan begitulah seterusnyaلا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَسورة يــس 36/40"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."Dan manusia juga makhluk dari makhluk-makhluk Allah yang butuh akan jalan yang ia lalui disetiap keadaan; untuk menggapai kesuksesan dunia dan akherat, dan jalan tersebut adalah agama Islam yang Allah memuliakan manusia dengannya serta meridhoinya untuk mereka, tidak diterima agama manapun selainnya, kebahagiaan dan kesengsaraan itu tergantung kepada sejauh mana ia berpegang teguh atau mengingkarinya, dan ia bisa memilih dalam menerimanya atau Allah I berfirman وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاءَ فَلْيَكْفُرْ [سورة الكهف - 29]Dan katakanlah "kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah ia kafir".2. Allah I berfirman قُلْنَا اهْبِطُواْ مِنْهَا جَمِيعاً فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ وَالَّذِينَ كَفَرواْ وَكَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ سورة البقرة 2/38-39Kami berfirman "turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati. adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal didalamnya. "- Ketika Allah I menciptakan manusia, ditundukkan bagi manusia segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan Allah menurunkan kepada manusia kitab-kitab, juga diutusnya para rasul bagi manusia, serta Allah membekali manusia dengan panca indera dan pengetahuan; berupa pendengaran, penglihatan dan akal, dan Allah I memuliakannya dengan peribadatan manusia kepada Nya semata serta tidak menyekutukan Allah I berfirman أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً [سورة لقمان 31/20]"Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat Nya lahir dan bathin."2. Allah I berfirman وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [سورة النحل 16/78]"dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."3. Allah I berfirman وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللَّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ [سورة النحل 16/36]Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan "sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaghut itu".- Nikmat yang paling agungAllah menganugerahi kepada para hamba Nya dengan nikmat yang sangat banyak tidak terhitung, nikmat yang terpenting adalah nikmat diciptakannya kita, diberi umur panjang dan nikmat hidayah, dan nikmat yang teragung dan tertinggi dari nikmat-nikmat tadi adalah nikmat islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ‬ sebagai utusan Allah I kepada umat manusia seluruhnya, inilah agama yang sempurna, menyeluruh dan kekal Mengatur hubungan antara manusia dengan Rabbnya dengan menyembah Nya mengesakan Nya serta bersyukur kepada Nya, menghadap kepada Nya dalam setiap permasalahan, takut kepada Nya, bertawakkal hanya kepada Nya, merendahkan diri untuk Nya, mencintai Nya, mendekatkan diri kepada Nya, meminta pertolongan Nya, memohon keridhoan Nya dan memohon diberikan jalan-jalan yang bisa mengantarkan kedalam syurga Nya serta bagaimana agar selamat dari kemarahan Nya dan siksaan hubungan antara manusia dengan Rasul Nya ﷺ‬ dengan menta'atinya, mencintainya, mengikuti sunnahnya, membenarkan apa yang dibawa olehnya, menjadikannya sebagai suri teladan dan tidak beribadah kepada Allah I kecuali dengan apa yang disyariatkan hubungan antara manusia dengan manusia lainnya, seperti dengan ibu dan bapak, dengan isteri dan anak, dengan sanak famili dan tetangga, dengan orang 'alim dan orang awam, dengan orang muslim dan kafir, dengan penguasa dan masyarakat, dan dengan yang muamalah manusia dengan hartanya, mencari nafkah yang halal, menghindari penipuan, bersikap ramah dalam berjual beli, berinfaq untuk kebaikan, berusaha jujur, menghindari riba dan dusta, dan juga mengatur bagaimana membagikan harta shodaqoh, pembagian warisan dan lain mengatur kehidupan manusia dalam berkeluarga, mendidik anak-anak, menjaga keluarga agar jauh dari kerusakan, mengatur kehidupan pria dan wanita baik dalam keadaan senang ataupun susah, keadaan kaya atau miskin, keadaan sehat atau sakit, keadaan aman atau takut, keadaan bermuqim atau mengatur seluruh hubungan-hubungan tersebut diatas jembatan yang kuat berupa kecintaan karena Allah dan benci karena Allah, mengajak kepada sifat-sifat dan akhlaq terpuji, seperti dermawan, murah hari, malu, pemaaf, jujur, berbuat baik, adil, menolong orang, kasih sayang, simpati dan melarang dari segala keburukan dan kerusakan, kedholiman dan melampaui batas; seperti menyekutukan Allah, membunuh tanpa alasan yang benar, zina, berdusta, sombong, kemunafikan, mencuri, ghibah, memakan harta orang dengan cara yang bathil, riba, minum khamer, sihir, riya dan yang itu semua; Islam menghabarkan keadaan manusia di alam akherat. Dan sesungguhnya kehidupan di akherat itu dibangun berdasarkan kehidupannya di dunia. Maka barangsiapa yang datang dengan membawa keimanan dan amal-amalan shaleh; ia masuk syurga, di syurga ia berbahagia sekali karena bisa melihat wajah Allah, bersenang-senang dengan kenikmatan yang terdapat didalam syurga, yang mana syurga itu belum pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah didengar oleh telinga dan tidak pula terbersit dalam hati manusia. Kekal di dalamnya selama-lamanya. Sedangkan orang yang datang dengan kekafiran dan kemaksiatannya maka ia masuk neraka dan mereka kekal di dalamnya, adapun orang muslim yang bermaksiat kepada Allah jika ia tidak diampuni maka akan diazab didalam neraka sebatas kadar dosanya, atau diampuni oleh Allah I dan tidak Allah I berfirman الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً [سورة المائدة 5/3]"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku-ridhoi islam itu jadi agama bagimu."2. Allah I berfirman لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ [سورة آل عمران 3/164]"ٍSungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka al kitab dan al hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan nabi itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata."3. Allah I berfirman قَدْ جَاءكُم مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ = 15 يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلاَمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنِ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ [سورة المائدة 5/15-16]"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhoan Nya ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus."4. Allah I berfirman وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ . وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَاراً خَالِداً فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ [سورة النساء 4/13-14]"Barangsiapa taat kepada Allah dan rasul Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan Nya, niscaya Allah memasukkkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan."Agama ini akan tersebar dan disampaikan dengan jelas, sebagaimana jelasnya malam dan siang, kemudian agama islam akan kembali asing seperti semula.إن الله زوى لي الأرض فرأيت مشارقها ومغاربها وإن أمتي سيبلغ ملكها ما زوى لي منها ... [صحيح مسلم ]"Sesungguhnya Allah telah menampakan kepadaku bumi sehingga aku bisa melihat dari penjuru timur dan baratnya, dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan sampai kesemua tempat yang diperlihatkan kepadaku…" HR. Muslim.- Allah telah menyempurnakan agama ini bagi kita, dan menyempurnakan nikmat ini dengannya, serta ridho terhadap islam sebagai agama kita; maka barangsiapa yang menerima agama ini, ia bahagia di dunia dan nanti di akherat masuk syurga. Dan barangsiapa yang mengingkarinya ia sengsara di dunia, dan di akherat masuk neraka. Allah tidak akan pernah menerima agama dari seorang pun selain agama Allah I berfirman الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً [سورة المائدة 5/3]"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku-ridhoi islam itu jadi agama bagimu."2. Allah I berfirman وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ [سورة آل 3/85]"Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu daripadanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang rugi."3. dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhoinya- dari rasulullah ﷺ‬, bahwasanya beliau bersabda والذي نفس محمد بيده لا يسمع بي أحد من هذه الأمة يهودي ولا نصراني ثم يموت ولم يؤمن بالذي أرسلت به إلا كان من أصحاب النار [صحيح مسلم]"Demi yang jiwa Muhammad ada di Tangan Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik yahudi atau nashroni yang mendengar tentang aku, kemudian ia mati dan tidak beriman kepada risalah yang aku bawa, maka ia termasuk penghuni neraka." HR. Muslim.2. Hikmah diciptakannya I menciptakan alam ini sebagai bukti akan kesempurnaan ilmu dan kekuasaannya, dan seluruh makhluk di alam ini bertasbih dan memuji keagungan Allah ﷻ‬ .Allah I berfirman اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْماً [سورة الطلاق 65/12]"Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Allah, ilmu Nya benar-benar meliputi segala sesuatu." -Allah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah saja dan tidak menyekutukan Nya, sebagaimana firman Allah I وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ . مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ [سورة الذاريات 56-57]"dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia meliankan supaya mereka menyembah Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan."- Alam dan fase-fase yang dilewati menciptakan manusia, serta menjadikannya melewati fase-fase waktu, tempat dan keadaan. Kemudian diakhiri dengan keabadian, baik itu abadi di syurga atau di neraka. Inilah fase-fase perpindahan tsbdalam perut ibu, inilah fase awal yang dilewati seluruh manusia, tempat tinggal pertama manusia selama kurang lebih 9 bulan, Allah I mengaturnya dalam kegelapan ini dengan kekuasaan Nya, ilmu Nya dan hikmah Nya; apa-apa yang dibutuhkan dari makanan, minuman dan tempat untuk berlindung. Pada fase ini tidak ada tugas dan beban kepada manusia. Ada 2 hikmah dengan adanya fase ini, yaitu menyempurnakan sendi-sendi dan anggota badan dan keluar kealam dunia setelah sempurna penciptaan secara dhohir dan dunia, alam yang lebih luas lagi dari alam perut ibu, dan jangka waktu bertempat di alam ini lebih panjang lagi dari alam perut ibu. Allah I mengatur dan menyediakan bagi manusia apa-apa yang dibutuhkannya di alam dunia ini. Juga Allah memberikan kelebihan berupa akal, pendengaran dan penglihatan, kemudian Allah mengutus rasul-rasul bagi manusia, menurunkan kitab-kitab untuknya dan memerintahkannya supaya ta'at kepada Allah, melarangnya bermaksiat kepada Allah, dijanjikan syurga bagi yang taat, dan siksaan neraka bagi yang bermaksiat. Hikmah adanya alam dunia ini adalah menyempurnakan keimanan kepada Allah I, dan menyempurnakan amal-amal sholeh, yang merupakan sebab dimasukkannya ke dalam syurga. Setelah itu berpindah lagi ke alam barzah di dalam qubur, inilah tempat awal dari perkampungan akherat. Manusia tinggal di alam ini sampai meninggalnya seluruh makhluq dan berdirinya hari qiamat. Bertempat di alam ini lebih panjang lagi dibanding dengan alam dunia, kebahagiaan dan kesengsaraan di alam ini juga lebih luas dan lebih sempurna dibanding dengan alam dunia; tergantung amal-amalan kita ketika di alam dunia, alam ini bisa menjadi taman dari taman-taman syurga atau menjadi lubang dari lubang-lubang neraka. Balasan sudah dimulai dari alam ini, kemudian berpindah lagi dari alam ini ke alam abadi, baik syurga atau akherat, kehidupan di alam ini tidak terbatas, kenikmatan-kenikmatan yang sempurna bagi orang-orang beriman, lengkap dan terpenuhi semua keinginan-keinginan orang-orang beriman. Barangsiapa yang ketika di alam dunia menyempurnakan apa yang dicintai oleh Allah I berupa keimanan, akhlaq dan amal-amal sholeh, maka di akerat ini Allah sempurnakan pula baginya apa yang ia sukai dan harapkan, dari apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terbesit dalam hati manusia. Dan apabila ia datang tanpa membawa keimanan dan amalan-amalan sholeh, maka baginya balasan neraka jahanam dan kekal di dalamnya, sedangkan orang beriman tidak akan merasa puas ketika berpindah dari satu alam ke alam yang lain hingga ia kekal di dalam Kesempurnaan nikmat hatiAllah I menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan, memulyakannya diatas semua makhluk lainnya. Dan Allah menjadikan anggota-anggota tubuh manusia secara sempurna, ketika ia tidak memperoleh kesempurnaan tsb, akan terjadi gangguan, kekacauan, dan kesakitan. Maka dijadikan kesempurnaan mata itu dengan penglihatannya, kesempurnaan telinga dengan pendengarannya, kesempurnaan lisan dengan pembicaraannya, dan ketika hilang kesempurnaan kekuatan anggota badan tsb, ia akan mengalami sakit dan juga Allah I telah menjadikan kesempurnaan hati dan nikmat-nikmatnya, kegembiraannya, ketenangannya, dalam mengenal Rabbnya. Mencintai Nya, senang dan rindu kepada Nya, beramal dengan apa yang diridhoi Nya. Dan tetkala hilang kesempurnaan hati ini, maka azab yang sangat dan kesengsaraan yang lebih-lebih dibanding mata yang kehilangan penglihatannya, telinga yang kehilangan pendengarannya. Hati yang bersih dan selamat akan selalu melihat kebenaran sebagaimana mata melihat matahari. وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ ٱلضَّلَٰلَةُ ۚ فَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ Arab-Latin Wa laqad ba'aṡnā fī kulli ummatir rasụlan ani'budullāha wajtanibuṭ-ṭāgụt, fa min-hum man hadallāhu wa min-hum man ḥaqqat 'alaihiḍ-ḍalālah, fa sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa kāna 'āqibatul-mukażżibīnArtinya Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan "Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul. An-Nahl 35 ✵ An-Nahl 37 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Berkaitan Dengan Surat An-Nahl Ayat 36 Paragraf di atas merupakan Surat An-Nahl Ayat 36 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah mendalam dari ayat ini. Diketemukan variasi penjabaran dari banyak ahli ilmu terhadap isi surat An-Nahl ayat 36, di antaranya sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan sungguh kami telah mengutus di tengah setiap umat yang telah berlalu seorang rasul yang memerintahkan mereka untuk beribadah kepada Allah dan taat kepadaNya semata serta meninggalkan penyembahan kepada selainNya, seperti kepada setan-setan, patung-patung dan orang-orang mati dan lain sebagainya yang dijadikan sebagai penolong selain Allah. Maka diantara mereka terdapat orang yang diberi petunjuk oleh Allah sehingga dia mengikuti para rosul, dan diantara mereka terdapat juga para penentang keras yang mengikuti jalan menyimpang, sehingga jatuhlah ketetapan sesat padanya. Allah tidak memberikan taufik kepadanya. Maka berjalanlah di muka bumi dan saksikanlah dengan mata kepala kalian bagaimana angan-angan orang-orang yang mendustakan dan kehancuran yang menimpa mereka, agar kalian dapat mengambil pelajaran.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram36. Sungguh Kami telah mengutus pada setiap umat terdahulu seorang Rasul yang mengajak umatnya untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya, berupa berhala, setan dan lainnya. Di antara mereka ada yang Allah beri taufik lalu dia beriman kepada-Nya, mengikuti apa yang dibawa oleh Rasul-Nya. Di antara mereka ada yang kafir kepada Allah, mendurhakai Rasul-Nya maka Allah tidak memberinya taufik lalu ia pun tersesat. Maka berjalanlah di muka bumi agar kalian melihat dengan mata kepala kalian bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan sesudah mereka ditimpa hukuman dan azab.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah36. Sungguh kami telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat untuk mengajak menyembah Allah Semata dan memberi peringatan dari penyembahan berhala-berhala dan godaan setan. Kemudian manusia terbagi menjadi dua golongan; sebagian mereka Allah beri petunjuk sehingga mereka mengikuti para rasul, dan sebagian mereka mengikuti jalan kesesatan sehingga mereka layak tersesat dan hidup menderita. Berjalanlah di atas muka bumi dengan penuh penghayatan, dan lihatlah kesudahan orang-orang terdahulu yang mendustakan para dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah36. وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat Untuk menegakkan hujjah atas mereka. أَنِ اعْبُدُوا۟ اللهَ وَاجْتَنِبُوا۟ الطّٰغُوتَ ۖ Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu Yakni tinggalkanlah seluruh sesembahan selain Allah seperti setan, dukun, berhala, serta semua orang yang mengajak kepada kesesatan. فَمِنْهُمmaka di antara umat itu Yakni diantara umat-umat yang Allah utus kepada mereka para Rasul. مَّنْ هَدَى اللهُada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah Yakni Allah beri mereka petunjuk kepada agama dan tauhid serta Allah jauhkan dari thaghut. وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۚ dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya Yakni layak untuk tersesat, karena mereka bersikeras diatas kekafiran dan kedurhakaan. Padahal kewajiban mereka adalah mentaati perintah Allah dan menerima seruan-Nya, dan bukan malah membantah hujjah yang telah disebutkan tadi. Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk beriman, namun tidak semuanya dikehendaki Allah untuk mendapat hidayah, sebab seandainya Allah menghendakinya niscaya seluruh hamba-Nya tidak akan ada yang kafir. فَسِيرُوا۟ فِى الْأَرْضِMaka berjalanlah kamu dimuka bumi Dengan tujuan mengambil pelajaran. فَانظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عٰقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan Dari umat-umat terdahulu, ketika kalian menyaksikan sisa-sisa peradaban mereka seperti kaum Aad dan Tsamud, kesudahan mereka adalah peradaban yang hancur setelah kebinasaan diri mereka.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah36. Sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu yaitu segala yang disembah selain Allah, seperti setan dan lain-lain yang mengajak pada kesesatan”, Maka di antara umat manusia ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang telah ditetapkan menjadi sesat. Sehingga mereka tidak beriman tanpa ada yang mampu mencegah, dan menjadi orang-orang yang kafir dan membangkang. Maka berjalanlah dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul yaitu kaum Tsamud, kaum Luth dan penduduk Madyan📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahSungguh Kami telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat untuk menyeru“Sembahlah Allah dan jauhilah tagut”} tinggalkanlah menyembah setiap sesembahan selain Dia {Di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang ditetapkan} ditetapkan {dalam kesesatan. Maka berjalanlah di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan} akhir {para pendustaMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H36. Allah memberitahukan bahwa hujjahNya telah tegak di hadapan seluruh umat manusia, dan bahwa tidaklah ada sebuah umat yang telah berlalu atau datang belakangan, melainkan Allah pasti telah mengutus seorang rasul di tengah mereka. mereka semua sepakat pada satu dakwah dan satu ajaran, yaitu beribadah kepada Allah semata, tiada sekutu bagiNya. ”sembahlah Allah saja dan jauhilah thagut itu”. maka umat manusia terbagi bagi berdasarkan sambutan baiknya kepada para rasul atau tidak menjadi dua golongan; ”maka diantara umat itu ada orang orang yang diberi petunjuk oleh Allah” mereka mengikuti para utusan Allah dalam aspek ilmu dan amalan ”dan ada pula diantaranya orang orang yang telah pasti kesesatan baginya,” lalu dia menelusuri jalan kesesatan ”maka berjalanlah kamu dimuka bumi” dengan raga dan hati kalian ”dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang mendustakan rasul rasul” karena kalian bakal menyaksikan keanehan keanehan. Tidaklah engkau jumpai orang yang mendustakan rasul melainkan pasti kesudahannya adalah kebinasaan.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ waj tanibuth thaaghuut “dan jauhilah thagut” yaitu menyembah patung dan berhala. حَقَّتۡ عَلَيۡهِ ٱلضَّلَٰلَةُۚ haqqat alaihidh dhalaalah “tetap dalam kesesatan.” telah ditetapkan melalui ilmu Allah yang azali. Makna ayat Firman-Nya pada ayat yang kedua 36 “Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat untuk menyerukan, “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut.” Allah ta’ala mengabarkan tidak suatu umat melainkan telah diutus seorang rasul kepada mereka sebagai petunjuk dan penerang jalan keselamatan, serta pemberi peringatan dari jalan-jalan kesesatan dan kehancuran. Disebutkan juga persamaan dakwah para rasul, yaitu “laa ilaaha illaah” yang ditafsirkan hanya beribadah kepada Allah dan menjauhi Thaghut. Dan seruan ini ajakan setan agar manusia menyembahnya dengan membuat indah perkara syirik melalui wali-walinya dari kalangan manusia atau yang lain. Firman-Nya “Maka di antara mereka” yaitu umat-umat yang telah diutus kepada mereka “ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah” maka dia mengetahui, mempercayainya, mengamalkannya, maka ia selamat dan bahagia. “dan ada pula yang tetap dalam kesesatan.” Yaitu telah ditulis dalam kitab takdir, karena dia terus menerus di atas kesesatan, membelanya, serta mempertahankannya dengan pilihan dan kebebasannya, maka Allah mengharamkannya dari taufiq sehingga dia sesat tidak ada lagi harapan untuk mendapat petunjuk. Firman-Nya “Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan rasul-rasul.” Perintah kepada kafir Quraisy yang berdebat dengan kebatilan, orang-orang yang berhujjah dengan kesyirikan dan syariat mereka yang batil, perintah agar mereka melakukan perjalanan di bumi ke arah utara dan selatan, lalu melihat bagaimana akhir dari orang-orang yang mendustakan para rasul seperti mereka seperti Ad yang ada di utara dan Tsamud di selatan, Madyan, Kaum Luth, dan Fir’aun di barat. Pelajaran dari ayat • Penjelasan makna Laa ilaaha illaah.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, An-Nahl ayat 36 Allah Ta’ala memberitahukan bahwa hujjah-Nya telah ditegakkan kepada semua umat dengan mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan untuk beribadah kepada Allah dan menjauhi sesembahan selain Allah. Terhadap seruan rasul tersebut, manusia terbagi menjadi dua golongan; ada yang mengikuti para rasul baik dalam hal ilmu maupun amal, dan ada pula yang tidak mengikutinya, dan inilah orang yang disesatkan Allah Azza wa Jalla. Thaghut adalah setan dan apa saja yang disembah selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Kamu tidak menemukan seorang pun yang mendustakan rasul kecuali akhir kehidupannya dengan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nahl Ayat 36Allah menegaskan bahwa dia selalu mengirim utusan kepada setiap kaum untuk menjelaskan kebenaran. Allah berfirman, dan sungguh, kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat sebelum kamu, wahai nabi Muhammad, untuk menuntun dan menyeru kaum masing-masing, 'sembahlah Allah dengan penuh taat dan patuh dan jangan kamu menyekutukan-Nya dengan apa pun. Jauhilah ta'gut, yakni perbuatan maksiat yang melampaui batas, sesuatu atau benda yang dijadikan sembahan, dan apa saja yang memalingkan kamu dari kebenaran. Kemudian di antara mereka yang menerima pesan itu ada yang diberi petunjuk oleh Allah sehingga mereka beriman dan taat, dan ada pula yang keras kepala dan tetap dalam kesesatan karena keingkaran dan kesombongan mereka. Maka untuk membuktikan apa yang telah Allah timpakan kepada mereka, berjalanlah kamu di bumi, wahai umat nabi Muhammad, dan perhatikanlah sekelilingmu serta renungkanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan para rasul itu. Nabi Muhammad sangat berharap kaum kafir mendapat petunjuk. Allah lalu menegaskan, jika engkau berusaha sekuat tenaga dan sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka itu tidak akan berhasil karena sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, yakni dibiarkan sesat karena lebih memilih jalan kesesatan itu, dan mereka tidak mempunyai penolong yang dapat menyelamatkan mereka. lihat surah al-qashash/28 56.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah sekumpulan penjabaran dari kalangan mufassirun mengenai kandungan dan arti surat An-Nahl ayat 36 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah untuk ummat. Sokonglah syi'ar kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Artikel Banyak Dikunjungi Telaah ratusan topik yang banyak dikunjungi, seperti surat/ayat Yasin 9, An-Naas, Maryam, Al-Fatihah 6, At-Taubah 40, Al-Ma’idah 32. Juga Luqman 13, Al-Baqarah 285-286, Abasa, Al-Lail, Al-Hujurat 10, Dua 2 Terakhir al-Baqarah. Yasin 9An-NaasMaryamAl-Fatihah 6At-Taubah 40Al-Ma’idah 32Luqman 13Al-Baqarah 285-286AbasaAl-LailAl-Hujurat 10Dua 2 Terakhir al-Baqarah Pencarian tafsiran surah yunus ayat 40 41, bacaan surat dhuha, arti surah alfil, ayat jangan mendekati zina, al kahfi surat Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Seluruh umat diutus kepada mereka seorang rasul mulai dari Nuh alaihis salam sampai dengan Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dengan perintah yang sama yaitu untuk beribadah kepada Allah saja dan larangan untuk beribadah kepada thagut. Dalilnya adalah firman Allah {وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ}“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaghut ” QS. An Nahl36“Allah mewajibkan seluruh makhluk untuk kufur mengingkari terhadap thagut dan beriman hanya kepada Allah”Allah Ta’ala juga berfirman لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْد مِن الْغَي فَمَن يَكْفُرْ بالطَّاغُوت وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انَفِصَام لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “ QS. Al Baqarah256. Inilah makna Laa ilaaha ThagutPertama. Iblis laknatullahKedua. Barangsiapa yang disembah selain Allah dan dia Barangsiapa yang menyuruh manusia untuk menyembah Barangsiapa yang mengaku mengetahui ilmu Barangsiapa yang berhukum dengan hukum selain Allah.[2]. Kewajiban Kufur Terhadap ThagutPengertian ThagutSecara bahasa, kata thagut diambil dari kata طَغَى yang artinya melampaui batas. Allah Ta’ala berfirmanإِنَّا لَمـَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ“Sesungguhnya ketika air melampaui batas, Kami bawa kalian di perahu.” QS. Al-Haqqah11Secara istilah syar’i yaitu sebagaimana disampaikan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah thagut adalah segala sesuatu yang menyebabkan seorang hamba melebihi batasannya, baik itu sesuatu yang diibadahi, diikuti, atau ditaati. Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullah menjelaskan bahwa thagut ada banyak. Thagut yang paling besar ada lima iblis –semoga Allah melaknatnya-, siapa saja yang dijadikan sesembahan dan dia ridho, barangsiapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya, barangsiapa yang mengetahui tentang ilmu ghaib, dan barangsiapa yang berhukum dengan hukum selain yang Allah turunkan.[1]Pertama. Iblis laknatullahIblis merupakan pimpinan thagut. Mengapa? Karena dia diibadahi, diikuti, dan sekaligus ditaati dan dia ridho dengan perbuatan tersebut. Allah Ta’ala berfirman أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan iblis? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu “ QS. Yasin60Kedua. Barangsiapa yang disembah selain Allah dan dia yang ridho dijadikan sesembahan selain Allah maka dia termasuk thagut, baik disembah ketika masih hidup maupun sesudah matinya. Dia ridho untuk dijadikan sesembahan dengan bentuk ibadah apapun. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَهٌ مِّن دُونِهِ فَذَلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ“Dan barangsiapa di antara mereka mengatakan “Sesungguhnya Aku adalah Tuhan selain Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim “ QS. Al Anbiya’29Tidak termasuk thagut seseorang yang dijadikan sesembahan dan dia tidak ridho dengan penyembahan tersebut. Misalnya seseorang yang menyembah Isa alaihis salam, maka orang tersebut telah menyembah thagut. Namun Isa alaihis sallam bukanlah thagut karena dia tidak ridho dengan penyembahannya tersebut, bahkan beliau Barangsiapa yang menyuruh manusia untuk menyembah yang menyuruh manusia untuk menyembah dirinya dengan jenis ibadah apapun baik ketika dia masih hidup maupun sudah mati maka dia termasuk thagut. Sama saja baik ada orang yang mau mengikuti seruannya maupun tidak. Thagut jenis ketiga ini lebih parah daripada yang kedua karena dia menyuruh dan mengajak orang untuk menyembah ini seperti perbuatan Fir’aun yang Allah kisahkan dalam Al Qur’an فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى“ Fir’aun berkata”Akulah tuhanmu yang paling tinggi “ QS. An Nazi’at24Termasuk juga perbuatan para ulama sufi yang memerintahkan pengikutnya untuk beribadah kepada Barangsiapa yang mengaku mengetahui ilmu yang mengaku mengetahui ilmu ghaib yang mutlak maka dia termasuk thagut. Tidak ada yang mngetahui ilmu ghaib yang mutlak kecuali hanya Allah semata. Yang dimaksud ilmu ghaib yang mutlak adalah perkara-perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allah saja, seperti ilmu tentang umur dan ajal seseorang, ilmu tentang hari kiamat, ilmu tentang nasib seseorang di akherat, dan sebagainya. Allah Ta’ala berfirman إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ“Sesungguhnya hanya di sisi Allah sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok . Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengetahui” QS. Luqman34قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ“Katakanlah “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. “ QS. An Naml65.عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَداً إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَداً“Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga malaikat di muka dan di belakangnya. “ QS. Al Jin 26-27Maka termasuk thagut jenis ini adalah para dukun, paranormal, dan tukang sihir yang mengaku mengetahui ilmu Barangsiapa yang berhukum dengan hukum selain perincian permasalahan tentang berhukum dengan hukum selain Allah. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berkata, “Orang yang berhukum dengan hukum selain yang Allah turunkan ada empat keadaanOrang yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya karena lebih baik daripada syari’at Islam”, maka hukumnya kufur yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya karena hukum tersebut sama/setara dengan syari’at Islam, maka berhukum dengannya boleh dan berhukum dengan syari’at Islam juga boleh”, maka hukumnya juga kufur yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya sedangkan berhukum dengan syari’at Islam lebih afdhol, akan tetapi boleh berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan”, maka hukumnya juga kufur yang mengatakan, “Saya berhukum dengannya” . Namun dia meyakini bahwa tidak boleh berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan, dan dia menyatakan bahwa berhukum dengan syari’at Islam lebih afdhol serta tidak boleh berhukum dengan selainnya, akan tetapi dia bermudah-mudah dan meremehkan dalam melakukan maksiat atau dia melakukannya karena perintah dari pemerintahnya. Yang demikian ini hukumnya kufur asghar yang tidak mengeluarkannya dari Islam namun termasuk perbuatan dosa besar yang paling besar”[2]Kami nukilkan juga fatwa yang dikeluarkan oleh Al Lajnah Daimah li Buhuts Al Ilmiyah wal Ifta pada pertanyaan kesebelas dari Fatwa No Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, apakah dia seorang muslim atau kafir dengan kufur akbar? Dan apakah diterima amal perbuatannya?Jawab Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para Ta’ala berfirman وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” QS. Al Maidah44وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ“Barangsiapa tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim” QS. Al Maidah45وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ“Barangsiapa tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik“ QS. Al Maidah47Jika orang tersebut menghalalkan berhukum dengan hukum selain Allah dan meyakini kebolehannya, maka dihukumi kafir akbar, zalim akbar, dan fasik akbar yang mengeluarkannya dari Islam. Adapun jika dia melakukannya karena untuk menyuap atau maksud lainnya, sementara dia meyakini haramnya berhukum dengan hukum selain Allah, maka dia telah berbuat dosa dan dihukumi kafir asghar, zalim asghar, dan fasik asghar yang tidak mengeluarkannya dari Islam. Inilah yang dijelaskan oleh para ulama tentang tafsir ayat-ayat di atas. Dikeluarkan oleh Komisi Penelitian Ilmiah dan Penerbitan Fatwa Abdullah bin Ghudayan, Abdur Razzaq Afifi, Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz.[3]Maka, penting untuk diketahui bahwa berhukum dengan hukum selain Allah tidak otomatis dihukumi kafir dan tidak serta merta pelakunya keluar dari lima gembong thagut di atas tidak membatasi bahwa thagut terbatas hanya lima saja. Namun yang disebutkan hanya sekedar contoh thagut yang paling banyak saja.[2]. Kewajiban Kufur Terhadap ThagutDalam surat Al Baqarah 256 di atas Allah memerintahkan untuk kufur terhadap thagut. Yang dimaksud kufur terhadap thagut mencakup tiga makna Meyakini batilnya peribadatan kepada selain AllahMeninggalkan dan membenci peribadatan kepada selain AllahMengkafirkan pelakunya dan membencinya.[4]Kufur terhdap thagut termasuk salah satu makna dari rukun Laa ilaaha illallah yaitu menafikan peribadatan selain Allah. Firman Allah فَمَن يَكْفُرْ بالطَّاغُوت merupakan peniadaan peribadatan selain Allah, sedangkan firman-Nya وَيُؤْمِن بِاللّهِ menetapkan bahwa peribadatan hanya untuk Allah semata. Inilah makna Laa ilaaha Allah Ta’ala memberikan taufiq-Nya kepada kita untuk senantiasa mentauhidkan Allah dan kufur terhadap thagut. Upaya terpenting untuk mendapatkannya adalah dengan senantiasa mempelajari dan mengamalkan tauhid serta menyebarkan dakwah tauhid kepada bermanfaat. Wallahu a’lam.—Penulis dr. Adika MianokiArtikel Lihat Tsalatsatul Ushuul[2] Qadhiyatut Takfir Baina Ahlis Sunnah wal Firaq Adh Dhulal 72. Lihat tulisan berjudul Aqwalul Ulama` AsSalafiyyin AlQa`iliina bit Tafshil fii Hukmi man Hakkama Al Qawanindi situs Lihat Aqwaalul Ulama` AsSalafiyyin Al Qaa`iliina bit Tafshil fii Hukmi man Hakkama Al Qawanin[4] Lihat Taisirul Wushuul 184

sembahlah allah dan jauhilah thaghut